PENGALAMAN PERTAMAKU
Sebelumnya aku akan memperkenalkan diriku terlebih dahulu. Namaku Ruly, aku berusia 23 tahun. Tubuhku agak sedikit kurus, dengan tinggi 178 cm dan berat 63 kg. wajahku tidak terlalu tampan, walaupun banyak wanita yang bilang aku manis.
Kisah ini terjadi pada waktu aku baru mulai kuliah di kota B, aku kost disebuah rumah. Layaknya anak muda yang lain aku suka berjalan-jalan kesana kemari. Waktu itu, malam minggu aku bingung ingin pergi kemana, karena aku baru putus dengan pacarku, jadi tidak ada acara ngapel. Lalu aku memutuskan untuk pergi kesebuah mall yang cukup terkenal di kota ini. Disana aku bertemu dengan teman-temanku dan kita memutuskan untuk ngobrol2 di MCD, karena MCD tersebut buka selama 24 jam, hitung-hitung menghabiskan malam minggu yang membosankan. Tanpa terasa waktu telah menunjukkan pukul 10 malam. waktu itu teman-temanku satu persatu berpamitan untuk pulang, akhirnya tinggal kami bertiga disana.
Malam itu terasa sangat dingin, jadi aku sering sekali buang air kecil. Ketika aku akan buang air kecil untuk yang kesekian kalinya, ditengah perjalanan menuju toilet aku melihat ada seorang wanita cantik sedang makan sendirian. Dalam hati aku berkata, cantik juga tuh cewek, kayaknya nyesel deh gue kalo gak kenalan sama dia. Sebaliknya dari toilet aku berfikir untuk kenalan dengan cewek tadi, tapi aku bingung bagaimana caranya? Karena dalam hatiku berkata kalau aku akan nyesal bila tidak kenal dengan dia, maka kuberanikan diri untuk menyapanya.
“Hai sendirian aja nih? Boleh aku temanin gak?”, sapaku.
Dia menatap wajahku, dan terdiam sebentar. (Wow cantik banget nih cewek, kulitnya putih mulus, dadanya menantang lagi, nyesel aku kalau gak kenal sama dia. Dalam hatiku berkata).
“Boleh!”
“Namamu siapa?”
“Tasya, kamu?”
“Ruly”, jawabku.
Kemudian ku ajak dia bergabung dengan kedua temanku. Kuperkenalkan dia dengan kedua temanku. Akhirnya kami berempat ngobrol kesana kemari, tanpa terasa waktu sudah pukul setengah 12 malam, kemudian kedua temanku pamitan untuk pulang. Karena bingung mo ngapain lagi, akhirnya aku memutuskan untuk pulang. Kuajak Tasya pulang, karena sudah larut malam, aku menawarkan diri untuk mengantarnya pulang kekosannya.
Pada saat jalan menuju kekosannya, aku bertanya kembali”, Kamu dah mo pulang belum?”
“Aku belum ngantuk nih, dan aku lagi BT jadi malas dikosan karena gak ada siapa-siapa disana”, jawabnya.
Aku bingung ingin mengajaknya kemana lagi, akhirnya ku ajak dia kekosan aku untuk ngobrol-ngobrol disana, dan dia pun setuju. Akhirnya kami berdua menuju tempat kostku.
Sesampainya di kostku, aku menyalakan tape dan menyuguhkannya air minum. Kemudian di berkata ingin meminjam bajuku, agar baju yang dia pakai tidak kusut. Kuberikan dia baju kaos milikku, dia berkata agar aku menghadap kesana, karena ia ingin mengganti pakaiannya. Akupun membelakanginya, akan tetapi tanpa sadar aku dapat melihat tubuhnya pada saat ia ganti pakaian dari cermin kecil berukuran 6×7 cm yang kuletakkan dimeja. Dari sana aku dapat melihat payudaranya yang berukuran sedang tetapi sangat kencang bentuknya. Setelah ia memakai pakaian tersebut, kami pun kembali ngobrol, ia menceritakan semua masalah yang telah ia alami selama beberapa hari ini. Aku yang melihat dia begitu tertekan, berusaha untuk menenangkan hatinya.
Setelah agak lama kami ngobrol, ternyata waktu telah menunjukkan pukul 2. 30 pagi, dan aku pun menyuruhnya untuk beristirahat. Karena kasur yang ada dikamarku hanya ada satu, maka kusuruh ia untuk tidur dikasur, dan aku tidur di karpet. Merasa tidak enak dengan aku maka ia menyuruhku untuk tidur berdua dikasur. Akhirnya kami pun tidur dikasur yang tidak terlalu kecil itu. Malam itu aku sulit tidur karena memikirkan keuangan ku yang sudah menipis karena terlalu banyak tugas yang menghabiskan uang, hal tersebut membuat fikiran ku melayang kemana-mana, tiba-tiba aku kembali teringat dengan pemandangan yang tadi kulihat, datanglah niat jahatku untuk kembali melihat payudara tadi.
Kuperhatikan Tasya yang tertidur dengan pulasnya, wajahnya sangat cantik kemudian kulirik payudaranya yang sangat padat, ingin rasanya aku meremasnya, akan tetapi aku sangat nervous, karena ini adalah pengalaman pertamaku. Dengan sangat hati-hati, kupeluk tubuhnya dari belakang, kucium harum rambutnya, perlahan lahan kuarahkan tanganku kepayudaranya, sangat kenyal rasanya. Tiba tiba ia sedikit bergerak, membuat ku kontan menarik tanganku dari payudaranya. Akupun terdiam sebentar takut ketahuan dia, setelah agak beberapa lama, aku kembali menempelkan tanganku kepayudaranya, kali ini aku sambil menciumi lehernya yang putih mulus itu.
Aku sudah mulai terangsang, akan tetapi aku masih agak takut untuk melanjutkannya. Perlahan lahan kugerai rambutnya, agar daun telinganya dapat terbuka dengan jelas, kemudian kuciumi daun telinganya dan tanganku pun mulai meremas payadaranya perlahan lahan, kujilati daun telinganya, sambil ku keluarkan lidahku dan menjilati daun telinganya dan lubang telinganya, lalu kujilati leher bagian belakang telinganya. Kulihat kepalanya agak bergelinjang sedikit, membuat reflekku menarik tanganku. Pada saat itu aku takut, tapi aku sudah telanjur nafsu. Lalu kembali aku ciumi lehernya, sambil meremas-remas payudaranya, dan kali ini kugesekkan burungku kepantatnya. Sedikit demi sedikit kepalanya bergeleng merasakan nikmat. Kuperhatikan ia masih tertidur dengan lelapnya, hal ini membuat aku semakin berani, kuangkat bajunya sedikit keatas, kumasukkan tanganku kepunggungnya, dan berusaha membuka tali BH nya, perlahan-lahan kubuka talinya, dengan sangat hati-hati hingga talinya terlepas. Kemudian kembali kumasukkan tanganku kedalam bajunya, kali ini bagian depannya, perlahan2 kupegang putingnya, kupelintir, dan bibirku pun mulai mencium pipinya, dan menuju ke bibirnya.
Pada saat aku mencium bibirnya, tiba-tiba Tasya terbangun, dan ia pun kaget dengan keadaan ini.
“Ngapain kamu Rul?”.
Dengan muka marah ia berkata”, Aku gak nyangka kamu kayak gini!”.
Aku terdiam sambil berkata”, Maaf yah, aku khilaf”.
Dia hanya menangis dan tidak menghiraukan perkataan ku.
Melihat dia menangis, aku berusaha untuk menenangkannya kembali, aku belai rambutnya, kemudian aku hapus air matanya, lalu aku kecup keningnya sambil berkata”, Maafin aku yah? Aku sayang kamu!”.
Kemudian ia memeluk aku. Agak lama kami dalam posisi tersebut, setelah agak tenang, kemudian kupegang kedua lengannya, dan ku angkat dagunya lalu kukecup bibir dengan sangat lembut. Setelah itu kembali kusuruh ia berbaring, sambil kupeluk ia dari belakang lalu ku cium lehernya, daun telinganya, lalu tanganku menuju payudaranya, dan mulai meremasnya dengan sangat hati-hati.
Bibirku pun mulai bergerilya menuju bibirnya, lalu kami berciuman, dari mulai ciuman tertutup, sampai keciuman terbuka. Kami pun berciuman dengan sangat nafsu, tanganku pun mulai meremas payudaranya dengan agak kasar. Kemudian kubuka bajunya hingga ia telanjang bagian atasnya. Dengan keadaan aku diatas dia, kucium bibirnya, tanganku yang kanan meremas payudaranya, yang kiri memainkan putingnya, dan barangku, kugesek-gesekkan dengan barangnya. Kurasakan putingnya mulai mengeras, lalu tangan kananku berusaha menurunkan celananya. Kini ia telanjag bulat tanpa selembar kainpun ditubuhnya, akupun bergegas melepas semua pakaianku.
Bibirku mulai turun menjilati kedua payudaranya, memainkan putingnya. Setelah puas bermain-main di kedua payudaranya, turun lagi menuju gundukan yang berwarna pink, kuciumi aroma vaginanya, sangat merangsang. Kulihat vagina yang ditumbuhi bulu-bulu halus yang tersusun sangat rapi itu, sudah sangat basah, kujilati vaginanya, kemudian kumainkan lidahku di klitorisnya, sambil kumasukkan jari tengahku ke vaginanya. Tidak beberapa lama, kurasakan kepalaku di jepit dengan kencang oleh kedua pahanya, aku tau ia telah mencapai klimaksnya yang pertama.
Kemudian tangannya mulai menggenggam burungku yang sudah sangat tinggi voltasenya, ia pun terkejut pada saat menggenggam burungku (kata orang burungnya orang kurus agak berotot itu besar-besar! He he he). Kemudian dengan ragu-ragu ia menjilati burungku itu, lalu mengulumnya, akan tetapi terasa sangat ngilu, karena kena giginya. Lalu kusuruh ia untuk sedikit mengangkat giginya, dan ia pun melakukannya, hingga terasa sangat nikmat.
Setelah beberapa menit, aku mengarahkan burungku ke vaginanya, perlahan-lahan kucari lubang yang pas, setelah agak beberapa lama, akhirnya masuk semua burungku kevaginanya. Kugenjot pantatku turun naik, tidak beberapa lama akupun merasa sudah akan keluar, kupercepat gejotanku, dan kucabut burungku dengan cepat, maka keluarlah sperma. Lalu kumasukkan kembali burungku ke vaginanya (aku aneh sama penisku, setelah klimaks dia tidak langsung turun seperti orang-orang) kugenjot dengan cepat, tidak beberapa lama, Tasya memelukku dengan sangat kencang, dan penisku terasa hangat dalam vaginanya (katanya biar cewek puas, pada saat ia akan klimaks. Penis kita jangan digoyang), itu adalah klimaksnya yang kedua.
Setelah itu aku setengah duduk, dan kusuruh ia membelakangi aku (ini posisi yg paling aku suka), lalu dimasukkannya penisku ke vaginanya ia pun menggoyang dengan agak cepat, tidak beberapa lama, ia mengejang kembali, pertanda klimaks yang ketiga kalinya. (katanya posisi ini cewek cepat keluarnya). Lalu aku peluk dia, ku remas putingnya, kuciumi lehernya, dan iapun kembali menggoyangkan tubuhnya, setelah agak lama aku merasa akan mencapai klimaks lagi. Kali ini kami mengeluarkannya secara bersamaan. Lalu kuubah posisinya dengan posisi, kami berdua saling berhadapan, bibir kami berdua tidak henti-hentinya berciuman, sambil menggoyangkan tubuhnya. Sampai akhirnya ia mencapai klimaks yang ketujuh kalinya, dan aku mencapai klimaks yang ketiga kalinya.
Tidak terasa jarum jam telah menunjukkan pukul 6. 00 pagi, dan kamipun tertidur berdua tanpa pakaian, hanya diselimuti sebuah selimut tebal. Setelah itu kami main beberapa kali lagi dengan berbagai macam variasi gaya, hingga akhirnya ia ku antar pulang ke tempat kostnya jam 9. 00 malam. Itulah kisahku pertamaku dengan Tasya yang sangat berkesan.